Kasiat Turi Dan Lamtoro Untuk Pakan Kambing Etawa

Sifat khusus dari tanaman adalah pertumbuhannya begitu cepat, tinggi tanaman bisa mencapai 10 meter, dan bunga berbentuk seperti kupu-kupu berwarna merah muda atau putih. Turi dapat beradaptasi pada tanah asam yang tidak subur, kadang-kadang juga subur, kadang-kadang juga tumbuh subur pada tanah yang tergenang air.

Daunturi merupakan hijauan makanan ternak yang potensial. Komposisi zat gizi daun turi terdiri atas:
-  protein kasar 27,3 %,
-  energi kasar 4.825 kkal/kg,
-  SDN 24,4 %,
-  lignin 2,7 %,
-  abu 7,5 %,
-  Ca 1,5 %,
-  P 0,4 %.

Daun Lamtoro
Daun-ddaun dan ranting muda lamtoro merupakan pakan ternak dan sumber protein yang baik, khususnya bagi ruminansi. Daun-daun ini memiliki tingkat ketercernaan 60 hingga 70 % pada ruminansi, tertinggi diantara jenis-jenis polong-polongan dan hijauan pakan ternak tropis lainnya. Lamtoro yang ditanam cukup rapat dan dikelola dengan baik dapat menghasilkan hijauan dalam jumlah yang tinggi. Namun pertanaman campuran lamtoro (jarak tanam 5-8 m) dengan rumput yang ditanam di antaranya akan memberikan hasil paling ekonomis.

Ternak sapi dan kambing menghasilkan pertambahan bobot yang baik dengan komposisi hijauan pakan berupa campuran rumput dan 20-30 % lamtoro. Meskipun semua ternak menyukai lamtoro, akan tetapi kandungan yang tinggi dari mimosin dapat menyebabkan kerontokan rambut pada ternak nonruminansi. Mimosin, sejenis asam amino, terkandung pada daun-daun dan biji lamtor hingga sebesar 4 % berat kering. Pada ruminansi, mimosin ini diuraikan di dalam lambung oleh sejenis bakteri synergistes jonesii. Pemanasan dan pemberian garam besi-belerang pun dapat mengurangi toksisitas mimosin.

Daun-daun dari tanaman jenis lain yang sering digunakan untuk pakan kambing Etawa adalah daun nangka, daun teresede, daun waru, daun dadap, dan daun mahoni.

Daun dari beberapa jenis tanaman keras ini memang digemari kambing (termasuk Etawa). Oleh karenanya, usaha peternakan Etawa bisa disinergikan dengan gerakan reboisasi hutan. Di beberapa daerah yang semula tandus dan menjadi sasaran reboisasi, dianjurkan untuk disinergikan dengan peternakan kambing Etawa. Salah satu kawasan penghijauan yang sukses menyinergikan gerakan reboisasi dengan peternakan Etawa adalah Dusun Nganggring, Girikerto, Turi, Sleman. Kelompok ternak kambing peranakan Etawa "Mandiri" di desa itu memanfaaatkan daun dari hutan rakyat yang ada di wilayah lereng Gunung Merapi tersebut untuk pakan. Keberhasilan tersebut mengantarkan kelompok ini beberapa kali mendulang prestasi di tingkat nasional.

Pada daerah yang keadaan tanahnya selalu dilanda kekeringan dan susah mendapatkan air, tanaman keras seperti pohon nangka, pohon mahoni, pohon sengon, pohon angsana, dan pohon ketela karet adalah solusinya. Diperlakukan waktu yang tepat untuk menanam tanaman-tanaman keras seperti tersebut di atas, sehingga tanaman tersebut dapat hidup dan siap untuk tumbuh, mengingat tanaman keras biasanya tidak dapat ditanam dalam keadaan tanaman tersebut besar. Waktu yang tepat untuk memulai menanam adalah pada awal musim hujan, tanaman baru yang akan ditanam akan lebih mudah untuk hidup, karena tanaman baru secara otomatis akan mudah mendapatkan air.

Sebaiknya pakan diberikan dengan cara dicampur. Tujuannya agar kandungan di dalam masing-masing tanaman dapat saling melengkapi, sehingga kambing akan merasa tercukupi kandungan gizi maupun proteinnya. Selain itu juga akan meminimalkan kambing merasa bosan makan apabila disajikan dalam satu jenis tanaman saja secara berulang-ulang. Kambing akan memilih daun yang paling disukai terlebih dahulu dan memakannya sampai habis, lalu menyantap rumputan jenis yang lain.